Rahasia Mengatasi Perbandingan Parenting dari Mertua: Tips Bijak

Rahasia Mengatasi Perbandingan Parenting dari Mertua: Tips Bijak
Sumber: Kompas.com

Perbedaan pola asuh antara generasi seringkali menjadi sumber konflik dalam keluarga. Menantu, khususnya perempuan, sering merasa tertekan ketika mertua membandingkan gaya pengasuhan mereka dengan gaya pengasuhan di masa lalu. Situasi ini dapat menciptakan ketegangan dan merusak keharmonisan keluarga. Memahami akar masalah dan strategi penyelesaian konflik sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat.

Gaya Pengasuhan: Perbedaan Generasi dan Sumber Konflik

Setiap generasi memiliki pengalaman dan nilai yang berbeda dalam membesarkan anak. Hal ini membentuk gaya pengasuhan yang unik. Mertua, dengan pengalaman dan nilai mereka, mungkin merasa bahwa gaya pengasuhan menantu kurang tepat atau bahkan salah. Perbedaan ini seringkali menjadi sumber kesalahpahaman dan konflik.

Sukmadiarti P, M.Psi., psikolog keluarga dari Semarang, menjelaskan bahwa perbedaan gaya pengasuhan merupakan hal yang wajar. Setiap orangtua memiliki cara unik dalam membesarkan anak.

Komentar-komentar mertua yang terasa menyudutkan, terutama terkait pola asuh cucu, dapat menimbulkan tekanan bagi menantu yang sensitif. Mereka mungkin merasa khawatir dan takut akan penilaian negatif dari mertua.

Mengatasi Konflik: Keterampilan Regulasi Emosi dan Komunikasi Efektif

Untuk menghindari konflik yang tidak perlu, penting bagi semua pihak untuk memiliki keterampilan regulasi emosi yang baik. Menangani emosi dengan bijak merupakan kunci utama dalam menghadapi perbedaan pendapat. Reaksinya yang negatif hanya akan memperburuk keadaan.

Menantu disarankan untuk tidak langsung memberikan respons reaktif terhadap kritik dari mertua. Menjaga ketenangan dan memberikan respons yang tenang akan lebih efektif.

Suami dan istri perlu memiliki kesepakatan bersama mengenai pola asuh anak. Hal ini penting agar istri tidak merasa sendirian dalam menghadapi kritik dari mertua. Dukungan dari suami sangat penting dalam situasi ini.

Diam merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain. Ini menunjukkan kecerdasan emosional.

Fokus pada Diri Sendiri dan Memahami Niat Tersembunyi

Alih-alih mencoba mengubah perilaku orang lain, fokuslah pada pengendalian diri. Mencoba mengubah mertua hanya akan sia-sia dan meningkatkan konflik. Penerimaan dan kesepahaman jauh lebih penting.

Seringkali, kritik dari mertua muncul dari rasa sayang dan kekhawatiran terhadap cucunya. Namun, penyampaian yang kurang tepat dapat merusak hubungan.

Penting untuk memahami niat di balik kritik tersebut. Meskipun penyampaiannya kurang tepat, mertua mungkin hanya ingin yang terbaik untuk cucunya.

Dengan memahami hal ini, menantu dapat merespon dengan lebih bijaksana dan menghindari konflik yang tidak perlu. Komunikasi yang terbuka dan jujur, walaupun sulit, akan lebih efektif dalam jangka panjang.

Membangun hubungan yang harmonis membutuhkan usaha dan pengertian dari semua pihak. Saling menghormati perbedaan dan belajar berkomunikasi secara efektif akan menciptakan iklim keluarga yang positif dan mendukung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *