Luka Batin: Konflik Menantu Laki-laki & Mertua? Simak Solusinya

Luka Batin: Konflik Menantu Laki-laki & Mertua? Simak Solusinya
Sumber: Kompas.com

Konflik antara menantu dan mertua seringkali diidentikkan dengan hubungan yang rumit antara perempuan dan ibu mertua. Namun, realitanya, pria yang memasuki kehidupan keluarga baru juga dapat mengalami tekanan dan tantangan yang tak kalah berat dari pihak mertua. Perlu dipahami bahwa konflik ini bersifat universal dan tidak hanya dialami oleh satu jenis kelamin.

Psikolog keluarga, Sukmadiarti P., M.Psi., menjelaskan bahwa meskipun konflik menantu laki-laki dan mertua berbeda bentuk dan dampaknya dengan konflik yang melibatkan menantu perempuan, hal tersebut tetap merupakan masalah yang signifikan dan perlu diperhatikan. Mindset masyarakat yang cenderung fokus pada konflik menantu perempuan-mertua justru mengaburkan realita konflik yang dialami para menantu laki-laki.

Tantangan Unik Menantu Laki-laki: Harga Diri dan Ekspektasi

Berbeda dengan menantu perempuan yang mungkin menghadapi tekanan emosional, menantu laki-laki seringkali berjuang dengan isu harga diri dan tekanan untuk memenuhi ekspektasi. Pertanyaan atau komentar yang menyangkut penghasilan dan pekerjaan sering menjadi pemicu konflik.

Mertua seringkali menanyakan hal ini karena secara tradisional, menantu laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama. Pertanyaan yang terkesan sederhana ini bisa berdampak signifikan pada psikologis menantu laki-laki.

Tekanan dan Ambisi Negatif

Tekanan tersebut dapat memicu ambisi yang berakar dari energi negatif. Alih-alih memotivasi, tekanan ini dapat mendorong menantu laki-laki untuk membuktikan diri kepada mertua, bahkan terkadang dengan cara yang tidak sehat.

Dorongan untuk membuktikan diri seringkali diwujudkan dalam bentuk mengejar pencapaian materi secara berlebihan. Hal ini berdampak negatif pada keseimbangan hidup dan hubungan keluarga.

Dampak pada Hubungan Suami Istri

Prioritas yang bergeser pada pencapaian materi seringkali mengurangi waktu dan perhatian yang diberikan suami kepada istri. Kehangatan emosional dalam rumah tangga pun tergerus.

Kejar mengejar materi menggantikan waktu berkualitas dan keintiman dalam hubungan suami istri. Akibatnya, istri merasa kurang diperhatikan dan kasih sayang suami terabaikan.

Menciptakan Hubungan yang Sehat: Komunikasi dan Dukungan

Agar tercipta hubungan yang harmonis, baik pasangan maupun keluarga besar perlu membangun komunikasi yang terbuka dan saling mendukung. Saling pengertian dan empati menjadi kunci utama.

Dukungan emosional sangat penting untuk membantu menantu laki-laki mengelola tekanan dan mengatasi tantangan yang dihadapi. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.

Menciptakan iklim keluarga yang suportif dan saling menghargai merupakan langkah krusial dalam mencegah konflik dan membangun hubungan yang sehat antara menantu laki-laki dan mertua. Memahami dinamika unik dari konflik ini memungkinkan semua pihak untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan dan membangun relasi yang positif. Menyadari bahwa konflik ini bukan hanya masalah perempuan, tetapi juga dialami pria, menjadi langkah awal penting dalam menciptakan solusi yang lebih komprehensif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *