Sulitnya menolak saran orangtua, terutama setelah menikah dan membangun rumah tangga sendiri, seringkali menjadi dilema bagi banyak anak. Keinginan untuk mengambil keputusan sendiri sering berbenturan dengan harapan dan nasihat orangtua, yang terkadang disampaikan dengan penuh kasih sayang namun dapat terasa menekan. Bagaimana caranya menolak saran tanpa menyakiti hati orangtua? Psikolog memberikan solusinya.
Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Farraas Afiefah Muhdiar, menyarankan pendekatan yang lebih halus dan asertif untuk menyampaikan penolakan tanpa menimbulkan konflik. Komunikasi yang efektif, khususnya melalui anak kandung, dinilai krusial karena ikatan batin antara ibu dan anak umumnya sangat kuat.
Teknik Sandwich Method: Rahasia Menolak Saran Orangtua dengan Bijak
Metode sandwich, teknik komunikasi yang efektif, direkomendasikan untuk menyampaikan pesan penolakan dengan lembut dan tanpa menimbulkan konflik. Cara ini melibatkan tiga tahapan penyampaian pesan yang berlapis, sehingga pesan utama dapat tersampaikan dengan lebih mudah diterima.
Apresiasi Awal: Tunjukkan Rasa Hormat dan Syukur
Langkah pertama sandwich method adalah menunjukkan apresiasi atas perhatian dan masukan orangtua. Ungkapkan rasa terima kasih atas bantuan atau saran yang telah diberikan. Hal ini menciptakan suasana positif dan menunjukkan bahwa pendapat orangtua dihargai.
Contohnya, ucapkan, “Terima kasih, Bu/Pak, atas perhatian dan sarannya. Kami sangat menghargai kepedulian Ibu/Bapak.” Dengan demikian, orangtua akan merasa dihargai dan didengarkan sebelum disampaikan penolakan terhadap saran mereka.
Sampaikan Keputusan dengan Tenang dan Jelas
Setelah menyampaikan apresiasi, sampaikan inti pesan, yaitu keputusan yang berbeda dari saran orangtua. Lakukan dengan tenang dan jelas, tanpa nada menentang atau menyalahkan. Berikan penjelasan singkat alasan keputusan tersebut diambil.
Sebagai contoh, bisa dikatakan, “Setelah berdiskusi panjang, kami memutuskan untuk mengambil jalan ini karena alasan X dan Y.” Penting untuk menjaga nada bicara tetap tenang dan menghindari argumen yang berpotensi menimbulkan perselisihan.
Akhiri dengan Apresiasi dan Permintaan Doa Restu
Langkah terakhir adalah mengakhiri pembicaraan dengan nada positif. Ucapkan kembali apresiasi atas masukan orangtua dan minta doa restu atas keputusan yang telah diambil. Ini menunjukkan bahwa meskipun keputusan berbeda, pendapat orangtua tetap dihargai dan diperhatikan.
Sebagai penutup, bisa dikatakan, “Sekali lagi, terima kasih atas saran dan doa restunya, Bu/Pak. Kami berharap dapat selalu mendapat dukungan dari Ibu/Bapak.” Hal ini membantu meredam potensi konflik dan menjaga keharmonisan hubungan keluarga.
Komunikasi Asertif: Kunci Mengatasi Konflik Generasi
Selain sandwich method, komunikasi asertif juga berperan penting. Komunikasi asertif adalah cara berkomunikasi yang jujur, tegas, dan hormat. Dengan komunikasi asertif, anak dapat menyampaikan keinginannya tanpa menyakiti perasaan orangtua.
Komunikasi asertif melibatkan mengekspresikan pendapat dengan jelas dan tegas, tetapi juga menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dalam menangani konflik generasi yang sering terjadi antara anak dan orangtua.
Membangun Hubungan yang Harmonis: Prioritas Utama
Menjaga hubungan harmonis dengan orangtua tetap menjadi prioritas utama. Meskipun terkadang perlu menolak saran mereka, hal itu tidak harus mengakibatkan terjadinya konflik. Dengan menggunakan teknik komunikasi yang tepat, seperti sandwich method dan komunikasi asertif, anak dapat menjaga hubungan baik dengan orangtua sambil tetap berdiri tegas pada keputusannya. Yang terpenting adalah menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan pemahaman kepada orangtua. Sikap ini akan sangat membantu dalam membangun hubungan keluarga yang harmonis dan kuat.