Sopir Lalamove Todong Pistol: Disalip, Emosi Meledak!

Sopir Lalamove Todong Pistol: Disalip, Emosi Meledak!
Sumber: Detik.com

Kejadian penodongan pistol oleh seorang pengemudi Lalamove di Tol Cipularang, Jawa Barat, baru-baru ini menghebohkan media sosial. Beredar video yang memperlihatkan aksi tersebut, memicu pertanyaan mengenai kronologi lengkap peristiwa ini.

Polda Jawa Barat melalui Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan telah memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran utuh mengenai apa yang terjadi.

Kronologi Penodongan di Tol Cipularang

Insiden ini bermula saat pelapor dalam perjalanan menuju Ciamis di ruas Tol Cipularang KM 93 arah Bandung. Ia hendak menyalip mobil Gran Max yang dikendarai oleh terduga pelaku.

Terduga pelaku, yang merupakan pengemudi Lalamove, tidak memberikan jalan kepada pelapor. Pelapor kemudian menyalip dari sisi kiri.

Setelah berhasil menyalip, mobil Gran Max tersebut terus memepet mobil pelapor dari belakang. Sampai akhirnya di KM 93, pelapor menepi, diikuti oleh pengemudi Gran Max.

Pelapor kemudian turun dari mobil untuk menanyakan maksud pengemudi Gran Max yang terus memepet kendaraannya. Sebelum menghampiri, pelapor secara sigap memasang kamera di dashboard untuk merekam kejadian.

Saat dikonfirmasi, pengemudi Lalamove tersebut beralasan bahwa ia sedang mengemudi dengan kecepatan tinggi. Percakapan ini pun semakin memanas.

Tiba-tiba, pengemudi Lalamove merogoh sesuatu dari balik jok mobilnya. Ia mengeluarkan benda yang diduga senjata api yang dibungkus kain ungu, mengokang, dan menodongkannya ke arah pelapor.

Karena merasa terancam, pelapor langsung berlari kembali ke mobilnya dan menjauhi pelaku. Kejadian ini pun direkam oleh kamera yang telah disiapkan di dashboard mobil pelapor.

Identitas Terduga Pelaku

Polisi telah mengidentifikasi terduga pelaku sebagai Maruddin, seorang karyawan swasta yang berdomisili di Cinere, Depok. Identitas ini diperoleh dari penyelidikan dan komunikasi dengan komunitas pengemudi ekspedisi.

Ciri-ciri pelaku meliputi mobil Gran Max berwarna silver dengan nopol B-2850-UFZ. Ia mengenakan kaos lengan pendek merah, celana panjang hitam, dan topi.

Hendra menambahkan bahwa tidak ada saksi lain yang melihat kejadian tersebut secara langsung. Bukti utama kejadian adalah rekaman video dari kamera dashboard mobil pelapor.

Proses Penyelidikan dan Kesimpulan Sementara

Kejadian ini terjadi tanpa adanya CCTV di lokasi kejadian. Polisi menyimpulkan bahwa insiden tersebut diduga merupakan akibat dari kesalahpahaman saat berkendara.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Petugas akan memeriksa berbagai bukti yang ada, termasuk rekaman video dari mobil pelapor.

Meskipun diduga sebagai kesalahpahaman, aksi penodongan senjata api tetap merupakan tindakan yang serius dan melanggar hukum. Pihak berwajib akan memproses kasus ini sesuai prosedur yang berlaku.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pengguna jalan untuk selalu mengedepankan kesopanan dan etika berkendara. Menghindari tindakan yang dapat memicu konflik dan tetap tenang dalam situasi sulit merupakan langkah yang bijak untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *